Penulis
buku “Heaven Is So Real’ adalah ibu Choo Thomas, yang adalah seorang campuran
Korea-Amerika. Dia menikah, mempunyai 2 anak dan 4 orang cucu. Dari latar
belakang non-Kristen, kemudian pada th 1992, ia menjadi Kristen.
Dua
tahun kemudian, Choo meng-klaim melihat kehadiran ‘Yesus’ di Gereja Sidang
Jemaat Allah di Neighborhood, Tacoma, Washington. Choo menuliskan
penglihatannya tsb, “Dia (‘Tuhan’) sedang
duduk di sebelah mimbar. Kaki-kakiNya disilangkan dan aku dapat melihatNya
sejelas suatu pribadi, kecuali aku tidak dapat melihat wajahNya.”[1]
Tanggapan:
Sekarang
ini, Tuhan Yesus berada di Sorga (Kis. 7:55). KehadiranNya di gereja Tuhan
diwakili oleh Roh Kudus (Yoh. 14:16). Penglihatan Choo tentang ‘Yesus’ yang
sedang bersila di sebelah mimbar gereja adalah aneh. Choo juga tidak dapat
melihat wajah ‘Yesus’. Padahal, di dalam penampakanNya kepada rasul Yohanes,
Tuhan tidak menyembunyikan wajahNya yang bersinar-sinar bagaikan terik matahari
(Wh 1:16).
Pada
Minggu Paskah th 1995, Choo menerima manifestasi fisik dari roh itu di Puget
Sound Christian Center, “…tubuh saya
mulai bergoyang secara keras…. Sejak
saat itu, tubuhku tidak pernah stop bergoyang di gereja atau selama berdoa di
rumah. Dua minggu setelah pengalaman Minggu Paskah, aku menerima karunia lidah
ketika di rumah dan mulai bernyanyi dalam Roh. Ketika menonton KKR Benny Hinn
di TV, aku berdiri dan mengangkat tangan. Kemudian, aku jatuh ke lantai selama
3 jam. Pengurapan dari Roh Kudus Allah sangat kuat sehingga aku tidak dapat
bangun, dan semua yang dapat kulakukan hanya bernyanyi, berbicara dalam bahasa
roh dan tertawa.”[1]
“Dia kemudian menjelaskan tentang tubuhku
yang bergoyang. ‘Tubuhmu bergoyang untuk waktu yang lama karena Anda butuh
kuasa untuk pekerjaan ini.”[2]
“Ketika
saya berdoa untuk orang-orang lain, dan menumpangkan tangan kepada mereka,
seringkali tangan-tangan saya akan menampar ke atas dan ke bawah (=slap up and
down) pada kepala atau bahu mereka, karena kuasa Roh Kudus mengalir melalui
saya. Ketika sedang diurapi, tidak ada seorangpun yang bisa memegang
tangan-tanganku karena gerakan yg cepat di bawah kuasa Roh Kudus.”[3]
Tanggapan:
Pengalaman
Choo berbeda dengan para rasul, yang ketika kepenuhan Roh Kudus, tempat mereka
berdoa itu yang bergoyang, bukan tubuh mereka (Kis. 4:31).
Dikatakan,
bahwa sejak pengalaman pertama bergoyang secara keras tsb, tubuh Choo tidak pernah
stop bergoyang, baik di gereja atau selama berdoa di rumah. Kalau hal itu
adalah karya Roh Kudus, apa tujuannya? Bukankah itu seperti gangguan otot atau
syaraf gerak yang tidak bisa dikontrol? Apakah dengan tubuh yang digoyangkan
muncul kuasa? Salah satu rasa dari buah Roh Kudus adalah penguasaan diri,
termasuk penguasaan tubuh (Gal. 5:23).
Apakah
tertawa adalah karya Roh Kudus? Apakah tertawa berarti sukacita? Bukankah
pengamsal pernah berkata, “Di dalam
tertawapun hati bisa merana”? (Amsal 14:13).
Selama
3 jam Choo tidak bisa bangun dari lantai. Yang dia bisa lakukan hanyalah
bernyanyi, berbicara dalam bahasa roh dan tertawa. Manifestasi tsb tidaklah
sesuai dengan apa yang dituliskan oleh Rasul Paulus pernah berkata, “Karunia dari Roh untuk menyampaikan berita
dari Allah dapat dikendalikan oleh orangyang menyampaikan berita itu” (1
Kor. 14:32, terj. Sehari-hari).
Lalu, pada th 1995, Choo mulai menerima manifestasi fisik
dari Roh Kudus. Kemudian, pada th 1996, Yesus menemaninya ke Sorga dan
menyuruhnya untuk menuliskan apa yang telah ia lihat dan dengar di dalam buku
‘Heaven is so Real’. Buku tsb dicetak pada bln Oktober 2003.
Choo
mengakui, “Saya tidak menjadi full-timer
gereja dan tidak tahu banyak tentang firman Allah, tetapi Tuhan memilihku untuk
pekerjaan khusus. Dengan menunjukkan kepadaku Sorga dan penglihatan-penglihatan
lainnya yang aku alami, Dia mulai menyiapkan saya untuk pelayanan yang Dia
panggil untukku”[1].
Tanggapan:
Seperti
Iblis mencobai Hawa, yang kurang pengetahuan tentang firman karena tidak
mendengarnya secara langsung, demikian pula Choo Thomas mengalami hal yang serupa (Kej. 2:16-18;
3:1).
Choo mengatakan, bahwa suasana persiapan untuk menerima ‘pernyataan’ tsb
selalu sama, yakni: panas yang luar biasa (=intense
heat) dari kehadiran ‘Tuhan’.[2]
Tanggapan:
Manifestasi pernyataan
kemuliaan tidak selalu sama di dalam Alkitab. Ketika Tuhan memberikan 10 hukum
Torat, Ia menyatakan kemuliaanNya di hadapan Israel dengan memakai guruh
mengguntur, kilat sabung menyabung-nyabung, sangkala berbunyi dan gunung
berasap (Kel. 20:18). Namun, ketika berhadapan dengan nabi Elia yang sedang
depresi, Ia memakai angin yang sepoi-sepoi basa (1 Raja 19:12).
Ketika hari Pentakosta, Roh
Kudus dicurahkan dengan bermanifestasi lidah-lidah api hinggap kepada para
murid Tuhan; namun tidak dikatakan bahwa mereka mengalami sakit perut. Jikalau
sakit perut, bagaimana para murid dapat bersaksi? (Kis. 2:1-3).
Kehadiran roh tsb membuat
Choo merasa panas yang luar biasa. Hal ini bertentangan dengan perkataan Tuhan
Yesus di dalam Yohanes 7:38-39 yang menyatakan, bahwa Roh Kudus digambarkan
seperti aliran-aliran air hidup.
Choo tidak pernah melihat wajah roh (yang disebutnya ‘Tuhan’) itu. “Aku tidak dapat melihat muka Tuhan. Akan
tetapi, aku bisa melihat rambutNya, tangan-tangan dan baju, dan aku dapat
katakan, bahwa Ia mempunyai badan yang sangat besar…. Akan tetapi, ingatlah,
saya sedang melihat tubuh roh Tuhan.”[3]
Tanggapan:
Penglihatan ini sangat
kontras dengan penglihatan bagi rasul Yohanes yang melihat wajah Tuhan bersinar
seperti matahari yang terik (Wh 1:16). Nabi Daniel melihat seorang seperti anak
manusia (Daniel 7:13).
Di hadapan seorang dukun di
Endor, Raja Saul pernah melihat pemunculan suatu roh dari dalam bumi. Roh tsb
menyelubungi dirinya dengan jubah (cat.: jadi tidak terlihat wajahnya). Lalu
Saul, dengan kebodohannya, mengidentifikasi roh tsb sebagai Samuel, padahal itu
adalah penampakan roh jahat yang menyamar seperti Samuel (1 Sam. 28:14).
Sekarang ini, Tuhan Yesus
di Sorga mengenakan tubuh kebangkitan (cat.: bukan ‘tubuh roh’ seperti yang
disebut oleh Choo) yang bisa diraba, bisa makan, bisa pula tidak makan, dan
tidak dibatasi oleh ruang dan waktu lagi (Mat. 28:9; Luk. 24:30,39; Yoh.
20:26).
Choo meneruskan, bahwa sebelum ia diangkat ke
‘Sorga’, ia selalu dibawa dahulu ke sebuah pantai.[1]
Jadi, pantai seperti menjadi ‘landasan pacu’ ke ‘Sorga’.
Tanggapan:
Di
dalam kitab Wahyu, sang Naga (lambang Iblis) berdiri di pantai laut (Why
12:18). Dari dalam laut, keluarlah binatang yang menyimbolkan antikris yang
menyesatkan banyak orang (Wh 13:1-8). ‘Laut’ dalam kitab Wahyu melambangkan: ketidak-stabilan,
kebingungan, huru-hara, dan menandakan pada bangsa-bangsa yang di bumi yang
menentang pemerintahan Allah.[2]
Choo menuliskan pengalamannya tentang ‘urapan
Roh’, “Kadang-kadang urapan Allah sangat
berat di atas saya sehingg saya merasa seperti akan pingsan. Pada saat-saat
lainnya, saya merasa pusing dan lemah. Sering, saya terbaring di tempat tidur
tidak berdaya sama sekali karena penaklukan kehadiran Allah.”[3]
Tanggapan:
Pengalaman
di atas memiliki kemiripan dengan yang dialami oleh nabi Daniel. Mereka
sama-sama ditimpa kesakitan dan tidak ada lagi kekuatan; cuma bedanya adalah
Tuhan memberi kekuatan kepada Daniel (Dan. 10:16-19).
Kemudian, Choo menuliskan tentang
pengalamannya di ‘Sorga’ itu, “Kami
berjalan di samping sungai tempat di mana terowongan yang saya lihat
sebelumnya, dan saya melihat sungai tsb berubah menjadi darah. Yesus menunjuk,
‘Itulah darahKu, darah yang kucurahkan bagi anak-anakKu. Penghentian
selanjutnya adalah pantai, di tempat mana aku perhatikan airnya kotor berwarna
darah. Di tepian pasirnya, di tempat dimana
telah dibersihkan oleh gelombang, kotor dan berwarna merah. “Itu adalah
darahKu, kata Tuhan kepadaku.[1]
Tanggapan:
Penglihatan
tsb seperti yang terjadi di Mesir, ketika Allah menghukum Firaun yang
mengeraskan hati dan mendatangkan tulah, yakni air sungai Nil menjadi darah
(Kel. 7:17). Darah Tuhan Yesus sudah dicurahkan di atas salib. Sungai atau air
laut yang berubah menjadi darah yang dilihat oleh Choo tsb, pastilah bukan
darah Yesus. DarahNya yang mulia itu tidaklah dicurahkan ke laut, tetapi di
atas salib Golgota 2000 th yll.
Selanjutnya, Choo menuliskan tentang perkataan
‘Tuhan’, “Aku memberimu kuasa yang kau butuhkan
untuk pekerjaan yang Kupanggil untuk kau lakukan. Aku sedang menyiapkanmu untuk
melayani Aku. Tubuhmu bergoncang ketika kuasa itu mengalir ke dalammu. Aku
sedang memberimu semua karunia rohani. Aku sedang melepaskan rohmu, sehingga
kamu akan secara komplit bebas melayaniKu.”[2]
Tanggapan:
Setiap
anak Tuhan diberikan karunia Roh yang berbeda-beda, sehingga setiap anggota
tubuh Kristus saling membutuhkan (1 Kor. 12:14-31). Choo diberikan semua
karunia rohani? Bukankah itu berarti ‘borongan’, sehingga ia tidak perlu
dibantu oleh anggota tubuh Kristus lainnya.
Roh
tsb berkata kepada Choo, “I am releasing
your spirit.” Apa maksudnya? Jika Roh Kudus memenuhi seseorang, maka Ia
akan menguasai dan mengontrol roh orang tsb, bukan ‘releasing’ (melepaskannya).
Roh
tsb berkata kepada Choo, “Aku memilihmu,
putriKu, karena ketaatanmu padaKu. Aku suka kekuatan kehendak dan imanmu.”[1]
Tanggapan:
Hal
tsb tidak sesuai dengan prinsip firman. Israel dipilih oleh Allah bukan karena kelebihan
mereka, tetapi karena kasih karuniaNya saja (Ul. 7:7-8). UmatNya dipilih
sebelum dunia diciptakan, bukan karena kebaikan mereka, tetapi hanya anugerah
Tuhan (Ef. 1:4-5).
Di dalam buku ini, seringkali
‘Tuhan’ memanggil Choo dengan sebutan, “PutriKu
(=my daughter)… Aku adalah Tuhanmu, dan Aku mau berbicara kepadamu. Engkau
telah menjadi putri spesialKu untuk waktu yang lama.”[2]
Tanggapan:
Sebutan
‘my special daughter’ (putriku yang spesial) menunjuk adanya perbedaan kasih.
Padahal, Tuhan tidaklah pilih kasih terhadap umatNya dan tidak pandang bulu (1
Pet. 1:17).
Tidak
ada sebutan ‘daughter’ (anak perempuan) bagi umat Tuhan di dalam Alkitab; yang
ada ialah ‘son’ (anak lelaki). Israel disebut “My firstborn son” (anak
sulungKu, Kel. 4:22); para malaikat Sorgawi disebut ‘sons of God’ (anak-anak
lelaki Allah); Tuhan Yesus disebut sebagai “The only begotten Son” (Anak Pria
Tunggal, Yoh. 1:18); umat yang percaya Tuhan Yesus disebut sebagai ‘sons of
God’ (anak-anak pria Allah, Yoh. 1:12).
Hal
tsb bukanlah berarti adanya diskriminasi jenis kelamin di hadapan Allah; tetapi
menunjuk pada makna yang penting sbb.:
a.
Pewaris kuasa dan kekayaan
orang tua. Dalam kebudayaan Timur, khususnya pada waktu lalu, anak pria mendapat
warisan dari orang tuanya.
b.
Istilah ‘anak’ menunjuk pada
pribadi yang menyatakan siapa (sifat-sifat) orang tuanya. Sebagai ‘anak sulung
Allah’, bangsa Israel ditugaskan untuk menyatakan sifat-sifat Allah di dalam
kehidupan mereka, namun mereka gagal. Yesus, sebagai ‘Anak Tunggal Allah’,
menyatakan sifat-sifat Allah secara sempurna di dalam kehidupanNya, sehingga Ia
berkata, “Barangsiapa telah melihat Aku,
ia telah melihat Bapa” (Yoh. 14:9).
Kemudian, Choo menuliskan sbb, “Salam bagi Saudara/i di dalam
nama Tuhan kita Yesus. “Heaven is so Real” adalah buku terakhir dari Tuhan kita
Yesus. Dia hanya menggunakan tubuh saya untuk menulis buku ini.”[1]
Tanggapan:
Di dalam penulisan firman
Tuhan, Roh Kudus tidak hanya memakai tubuh sang penulis, tetapi akal budi yang
telah dikuduskan oleh Roh Kudus untuk menyelidiki dan mempelajari berbagai hal,
seperti yang dituliskan oleh Lukas, “Karena
itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal
mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu”
(Luk. 1:3).
Selanjutnya, Choo berkata, “.Ingatlah, tidak ada satupun dari keselamatan
kita yang aman sampai pada akhirnya.”[2]
Tanggapan:
Pernyataan tsb bertentangan dengan firman Tuhan yang
mengatakan, bahwa umat Tuhan berada dengan aman di tangan Bapa dan Anak. Tidak
ada seorangpun yang dapat merebut mereka dari tangan Bapa dan Anak (Yoh.
10:27-30).
Selanjutnya,
Choo menuliskan lagi, “Tuhan sendiri yang
membawaku ke Sorga 17 kali dalam waktu yg berbeda, dalam tubuh rohku yang
ditransformasi ke dalam usia 15-16 th dan menunjukkan saya hal-hal yang tak
dapat dihitung di Sorga yang sudah disediakan bagi umatNya, dan menunjukkan
saya Neraka sebanyak dua kali.[3]
Tanggapan:
Paulus,
sebagai rasul besar, saja hanya mengalami satu kali diangkat ke Sorga (2 Kor.
12:1-7). Nampaknya, Choo diberikan hak yang jauh lebih besar daripada sang
rasul.
Apa
maksudnya “tubuh rohku yang
ditransformasi ke dalam usia 15-16 th”? Bukankah hanya tubuh jasmani yang
mengalami proses penuaan? Transformasi tubuh jasmani akan terjadi pada saat
Yesus datang kedua kali (1 Kor. 15:52-54).
Kemudian, Choo mengatakan, “Buku ini sedang mengubah kehidupan ribuan
orang…. Sehingga, tidak setiap org tertarik dg buku ini. Iblis membenci buku
ini. Siapa saja yang menghakimi ‘Heaven is so Real’ dan buku-buku profetik
lainnya
harus membaca Mat. 7:1-6,
bertobatlah dan bersiap diri untuk pengangkatan sebelum terlambat. Orang-orang
Kristen jangan pernah menghakimi karya Ilahi. Ingatlah, berita apapun dari
Allah yg tidak menghasilkan buah bukanlah dari Allah. ‘Heaven is so Real’
berbuah lebih banyak dari kebanyakan buku-buku profetik di seluruh dunia…. sedikitnya
1 juta orang akan melihat wajahNya.”
Tanggapan:
Roh Kudus, sang Roh Kebenaran, tidak takut diuji, “Saudara-saudaraku
yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu,
apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah
muncul dan pergi ke seluruh dunia” (1 Yoh. 4:1).
Di ‘Sorga’, Choo melihat bayi-bayi dan
anak-anak yang baru lahir. Itu adalah bayi-bayi yang diingini oleh ibu mereka.
‘Tuhan’ berkata akan memelihara bayi-bayi tsb. Lalu Choo bertanya, “Apa yang
akan Kau perbuat dengan bayi-bayi itu, Tuhan?” Lalu dijawab, “Jika ibu-ibu mereka diselamatkan, maka para
ibu tsb akan mendapatkan bayi mereka kembali.” Lalu, bagaimana dengan para
ibu yang tidak diselamatkan, apa yang akan diperbuat terhadap bayi-bayi tsb?
‘Tuhan’ menjawab, “Ibu-ibu yang lain akan
memiliki mereka pada saat semua anak-anakKu datang ke dalam Kerajaan.”
Kemudian, Choo memahami, bahwa bayi-bayi tsb adalah korban aborsi.[1]
Tanggapan:
Di Sorga masih ada bayi-bayi? Jikalau di Sorga
masih ada bayi-bayi yang membutuhkan perawatan dan pertumbuhan, berarti Sorga
adalah tempat yang tidak sempurna, karena masih butuh perawatan dan
pertumbuhan.
Bukankah yang masuk Sorga sekarang ini adalah
roh umat Tuhan saja; sedangkan tubuh jasmani kembali menjadi debu (Peng. 12:7).
Nanti, pada waktu kiamat, barulah umat Tuhan diberikan tubuh kebangkitan yang
sempurna (1 Kor. 15).
Apakah di Sorga masih dibutuhkan hubungan
antara orang tua dan anak? Tidak! Karena semua orang yang masuk ke Sorga adalah
sesama saudara seiman; kasih Tuhan memenuhi kehidupan Sorgawi, sehingga tidak
dibutuhkan lagi kawin-mengawinkan (Mrk. 12:25).
Kemudian, ‘Tuhan’ berkata kepada Choo, “Kamu akan mendapat kekayaan besar, dan Aku
mau kamu menggunakannya untuk membangun suatu gereja bagiKu.”[1]
Tanggapan:
Di
dalam Alkitab, Tuhan tidak pernah menjanjikan kekayaan yang besar bagi umatNya,
kecuali penyertaanNya bagi mereka yang bersaksi (Mat. 28:18-20).
‘Tuhan’ yang datang kepada
Choo tsb sangat mendesaknya untuk segera menyelesaikan penulisan buku tsb, “Putriku, Aku memilihmu sekedar untuk buku
ini. Ini adalah bukuKu dan Aku akan memperhatikannya…. Setelah engkau selesai
dengan buku ini, Aku akan memberkatimu lebih daripada yang kau pernah inginkan.”[2]
“Aku mau engkau untuk berkonsentrasi pada
buku ini, kemudian engkau akan mampu untuk memuaskan banyak gereja dan
menjangkau yang tidak diselamatkan.”[3]
Kemudian ‘Tuhan’ menunjukkan satu mobil mewah yang berwarna merah yang bersinar
dan terang, juga rumah mewah yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapannya.
Barang-barang tsb akan diberikan kepada Choo.[4]
Tanggapan:
Nampak sekali, bahwa roh itu
sangat berambisi untuk mewujud-nyatakan buku yang ‘sensasional’ ini. Ia bahkan
memberi iming-iming ‘berkat’ yang lebih besar kepada Choo jika ia menyelesaikan
penulisan buku tsb. Ini seperti pesanan bisnis yang sedang mengejar target.
Dikatakan, buku tsb akan
memuaskan banyak gereja. Memang benar apa yang dituliskan oleh Paulus, bahwa
manusia pada akhir jaman lebih senang mendengarkan dongeng daripada kebenaran
firman Tuhan (=Alkitab, 2 Tim. 4:3-4).
Nampak sekali unsur
materialisme dan hidup yang mewah sebagai hadiah bagi Choo. Tentunya hal ini
tidaklah sesuai dengan prinsip firman, “Jauhkanlah dari padaku
kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan.
Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku (Amsal 30:8).
‘Tuhan’ itu berkata kepada
Choo, “Ketika Aku membawa anak-anakKu ke
sini, Aku mau mereka untuk mendapatkan kesenangan (=pleasure). Mereka dapat
mengerjakan banyak hal yang sama dengan apa yang mereka lakukan di bumi. Aku
mau mereka berbahagia.”[1]
Tanggapan:
Nampaknya, ‘Sorga’ yang
digambarkan di buku ini menekankan pada kesenangan jasmani, seperti kesenangan
di dunia ini. Mengapa tidak ada laporan tentang pujian yang begitu merdu, dinyanyikan
oleh para malaikat bagi Allah dan bagi Sang Anak Domba, seperti yang tertulis
di dalam kitab Wahyu 4,5,7?
Di dalam VCD yang bisa didown-load via internet, Choo
menyenandungkan lagu yang disebutnya ‘lagu Sorgawi’; namun lagu tsb sangat
mirip dengan lagu kematian bukan lagu sukacita.
Penekanan dari buku ini
adalah agar para pembaca ‘believe in Heaven’ (percaya kepada Sorga) karena
‘Heaven is so real’ (Sorga itu sangat nyata). Bahkan judul buku ini diberikan
langsung oleh ‘Tuhan’ itu. “Secara
jelas, Dia mau manusia percaya pada Sorga dan menerimanya seperti seorang anak
kecil. Bahkan dituliskan, bahwa “Heaven is Love (Sorga itu kasih)”[2]
Tanggapan:
Fokus
Alkitab bukanlah pada Sorga, tetapi pada IMAN kepada Pribadi Allah, sang
Pencipta, yang dikenal melalui Tuhan Yesus Kristus, sang Penebus (Ibr. 11:6;
Roma 10:17; Yoh. 14:6).
Di
dalam Alkitab dituliskan, “Allah itu kasih” (1 Yoh. 4:16) dan bukan “Sorga itu
kasih”.
Tanggapan:
Apakah
buku ini mau menggantikan posisi Alkitab? Perhatikanlah Wahyu 22:18-19, Aku
bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari
kitab ini: "Jika seorang menambahkan
sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya
malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang
mengurangkan sesuatu dari perkataan- perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan
mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang
tertulis di dalam kitab ini."
Kemudian, Choo berbicara
tentang ‘minyak urapan’.
“Saya terus menelusuri pengalaman spesial ini di dalam jurnalku, dan
mendapatkan, bahwa Dia telah menuangkan 85 botol minyak urapan ke atasku. Semua
botol yang digunakanNya mempunyai tutupnya kecuali yang terakhir…. Setiap kali
Ia menuangkan minyak tsb kepadaku, Dia memberitahuku untuk mengingat warna
botol untuk dituliskan…. Pada beberapa malam, Dia menuangkan minyak tsb dari 7
botol yang berbeda dengan warna berbeda pula …. Ketika Ia menuangkan minyak itu
pada tubuhku, aku bergoyang, tersentak, berkeringat dan merasa sangat
panas.Rintihan dari dalam rohku semakin keras, dan aku mengalami sesak nafas.
Hal tsb berlangsung sekitar 10 menit, lalu aku beristirahat selama 5 menit
….”[1]
Tanggapan:
Di
dalam PL, minyak urapan hanya dipakai untuk penabisan jabatan raja, terutama imam Harun dan
keturunannya yg akan mewarisi jabatan keimaman juga (Kel.30:30-31), dan untuk
mengkuduskan peralatan Bait Allah (Kel.29:7;30:22-33; Im.8:10-12; 1 Sam.9:16;
10:1). Minyak urapan dlm PL—lambang urapan Roh Kudus.
Itu tidak dibutuhkan lagi setelah Pentakosta.
Namun,
oleh sebagian kelompok, praktek tsb sekarang dihidupkan kembali dalam bentuk ‘obat’
penyembuhan, bahkan bagi anak-anak diadakan ibadat urapan khusus, padahal Musa
sendiri tidak mengurapi anak-anaknya dengan minyak itu. Orang awam
dilarang dan diperingatkan keras untuk tidak menerima minyak urapan
(Kel.30:30-33).
Apa gunanya ‘Tuhan’ menuangkan 85 botol berwarna-warni yang berisi minyak urapan?
Nampaknya adalah untuk membuat pengalaman tsb menjadi lebih sensasional lagi.
Setelah dituangkan minyak tsb, Choo merasakan panas yang luar biasa dan
mengekspresikan fenomena yang aneh-aneh. Perlu diingat, di dalam firman Tuhan,
Roh Kudus tidak hanya dimanifestasikan dengan api, seperti yang terjadi pada
hari Pentakosta (Kis. 2), tetapi digambarkan juga seperti aliran-aliran air
kehidupan yang menyejukkan dan memberi kehidupan (Yoh. 7:37-39).
Choo
menuliskan tentang ‘spirit songs’ (lagu-lagu roh). “Di bawah urapan Roh Kudus, aku menyanyi selama 3 jam pada beberapa
malam. Itu adalah lagu-lagu roh, digubah dan dipimpin oleh Roh Kudus…. Beberapa
malam, ketika Tuhan bekerja pada
tubuhku dan gerakan-gerakan
tangan, keseluruhan keberadaan fisikku menjadi hitam dan dingin. Pada awalnya,
hal tsb membuatku takut dan kaget; namun kehadiran Tuhan selalu menghapus ketakutan
tsb…. Kebanyakan dari kerja tubuhku adalah dengan kedua tanganku, kedua mata,
muka dan kepala. Terkadang, Ia membentuk tubuhku menjadi bentuk salib; dan Ia
menghembuskan nafasNya ke mulut dan kedua lobang hidungku. Beberapa kali Ia
menembakkan lidah api dari kedua mataNya ke kedua mataku. Dalam proses dari
berkat special ini, urapan Roh Kudus menjadi sangat kuat dan aku merasa seperti
akan mati. Responku adalah merintih dan mengeluarkan air mata…. Banyak kali Ia
akan mengangkat dan merendahkan tubuhku 49 kali dalam satu malam.”[1]
Tanggapan:
Nabi Yehezkiel pernah dipakai Tuhan untuk
melakukan beberapa gerakan tubuh yang bersifat simbolis untuk menyatakan tegoran
Tuhan, dan rencanaNya bagi umatNya. Misalnya: sang nabi pernah disuruh
mengurung diri di dalam rumahnya; ia diikat dengan tali dan dibelenggu;
lidahnya dibuat melekat pada langit-langitnya, sehingga ia menjadi bisu dan
tidak akan menegor bangsa Israel. Untuk apa? Semua tindakan simbolis tsb adalah
untuk menegor umatNya yang menjadi bangsa pemberontak (Yehez. 3:.24-27). Jadi,
semua tindakan tsb ada tujuan yang jelas, yakni untuk menyatakan firman Tuhan.
Namun, yang terjadi pada diri Choo adalah gerakan-gerakan yang aneh dan tidak
ada tujuan untuk membangun iman umat Tuhan.
Choo menuliskan tentang kunjungan ‘Tuhan’ pada
malam Natal (24 Desember). “Ketika Tuhan
mengunjungiku, biasanya Ia mengenakan jubah putih, tetapi pada malam natal th
1996, 97, 98, 99, 2000, dan 2002, Dia mengenakan jubah yang indah dan mahkota.
Mahkota tsb terbuat dari emas, dan ada gambar pelangi yang timbul dan terdiri
dari permata dari berbagai warna dan lukisan. Warna jubahNya adalah merah gelap
dan dihias dengan emas. ‘Tuhan, mengapa Engkau mengenakan gaun yang begitu
indah dan mahkota? Tanyaku. ‘Putri, ini adalah hari ulang tahunKu,’ Ia
menjawabnya dengan senyum…. ‘Aku merayakannya, putriKu.”[2]
`Tanggapan:
Kapankah Yesus dilahirkan? Alkitab tidak memberitahu
tanggal, bulan, dan tahun berapa persisnya manusia Yesus dilahirkan oleh Maria.
Di dalam Lukas 2:8
dikatakan bahwa para
gembala tinggal di padang pada waktu malam untuk menjaga kawanan ternak. Hal
itu biasanya dilakukan sekitar bulan April sampai bulan November. Jadi,yang
jelas kelahiran Yesus tidak terjadi pada bulan Desember. Clemens dari Alexandria, seorang Bapa Gereja yang dilahirkan
sekitar tahun 160,[1]
memperkirakan bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 Pachon, yakni tanggal 20 Mei. Namun, inipun belum pasti.
Gereja di Roma baru mulai
merayakan Natal pada akhir abad keempat, dan tanggal yang dipilih adalah 25
Desember. Dipilihnya tanggal ini adalah untuk menggantikan pesta kafir tentang
kelahiran dewa Matahari (Natalis Solis
Invicti). Mulai tanggal 25 Desember,
hari-hari di daratan Eropa menjadi lebih panjang, karena sinar matahari kembali
ke belahan bumi bagian Utara.
Sungguh aneh! Masakan Tuhan tidak tahu, bahwa
tg 25 Desember bukanlah hari kelahiranNya yang sesungguhnya. Atau,
jangan-jangan roh yang menampakkan diri kepada Choo adalah ‘dewa matahari’
seperti yang disembah oleh bangsa-bangsa kafir di Eropa waktu lalu. Karena efek
yang dialami oleh Choo selalu rasa panas yang luar biasa pada tubuhnya.
Kemudian Choo menuliskan tentang tubuh ‘Tuhan’
yang disalibkan. “Setelah banyak malam dilalui
dengan urapan special, Tuhan menunjukkan tubuhNya yang tersalib …. Ketika aku
melihat tubuhNya yang disalibkan itu, ada darah mengalir turun dari muka dan
tubuhNya. Mahkota duri di atas kepalaNya. Aku perhatikan betapa besar dan kuat
tubuhNya. KulitNya warna coklat, rambutNya hitam dan keriting. TubuhNya yang
berotot berkilauan dengan keringat. Mata Tuhan bersifat menembus dan hidup.
Meskipun tubuhNya kotor dan berlumuran darah, Dia terlihat sangat gagah…. Dia
berdiri di muka saya dengan kedua tanganNya direntangkan dalam bentuk salib.”[2]
Tanggapan:
Tuhan Yesus sekarang ini sudah tidak
berlumuran darah lagi. Ia sudah bangkit dan menang. Ia memang pernah menyatakan
bekas luka di kedua tangan dan lambungNya kepada Tomas, tetapi tidak berdarah
lagi (Yoh.20:27). DarahNya sudah dipersembahkan kepada Allah Bapa sebagai
tebusan bagi umatNya (Ibr. 9:12).
Penampakan ‘Tuhan’ yang dilihat Choo sebagai
figure yang sangat gagah, nampaknya berbeda dengan apa yang dikatakan oleh nabi
Yesaya, “Ia tidak tampan dan semaraknya
pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita
menginginkannya.” (Yes. 53:2b).
[1]Robert A. Baker, A
Summary of Christian History, revised by John M. Landers (Nashville, TN:
Broadman & Holman Publishers, 1994), 33.
[3] ChooThomas.com
[1]
Ibid, lihat juga hlm xi, 21,
24, 42, 67, dll.
[2]
H.D.M. Spence and Joseph S.
Exell, The Pulpit Commentary, vol. 22, “The Revelation” (Grand Rapids.
MI: Wm. B. Eerdmans Publishing Co, 1962), 330.
[3] Heaven is so Real, 160.
[1] Choo Thomas, Heaven is so Real!
(Malaysia: Charisma House, 2005), 2.